A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong Thallophyta.
2. Agar praktikan mnegetahui perbedaan antara sub divisi alga, fungi dan lichenes.
3. Agar praktikan mengetahui contoh tumbuhan yang tergolong thallophyta yang meliputi kelompok algae, fungi dan lichenes.
B. Dasar teori
Divisi ini meliputi tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh yang berbentuk tallus. Yang disebut tallus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam 3 bagian utamanya, yang disebut akar, batang, dan daun. Tubuh tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ke 3 bagian tersebut dinamakan kormus. Tumbuhan berkormus disebut Cormophyta (Tjitrosoepomo, 2009).
Istilah thallus (jamak thalli: Bahasa Yunani Thallos, “kecambah”) digunakan bagi tubuh rumput laut yang mirip seperti tumbuhan tetapi tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Suatu thallus rumput laut yang khas terdiri dari suatu holdfast yang menyerupai akar yang mengaitkan alga tersebut dan suatu stipe yang menyerupai batang, yang menopang blade yang menyerupai daun. Blade menyediakan sebagian besar permukaan untuk fotosintesis (Campbell, 2003).
Fungi merupakan suatu bagian dari thallophyta yang karakteristik berhubung dengan tak adanya klorofil sama sekali, oleh karenanya tak mampu untuk melakukan asimilasi. Zat warna lainnya hanya kadang-kadang dijumpai pada cendawan yang bertingkat tinggi. Eumycetes (jamur benar) merupakan sebagian fungsi yang hifanya bersekat-sekat, dengan dinding yang terdiri atas khitin. Alat-alat perkembang biakannya berupa spora atau konidia dan spora itu terbentuk dalam atau pada alat-alat yang karakteristik untuk masing-masing golongan yaitu dalam askus atau pada basidium. Askus atau basidium sering kali terkumpul dalam suatu alat dengan bentuk dan susunan khusus yang disebut badan buah. Tallus cendawan yang tergolong dalam kelas Phycomycetes (jamur ganggang) pada tingkatan rendah masih kecil dan berinti satu, tetapi umumnya bersifat sifonal dan bercabang-cabang dengan banyak inti di dalamnya. (Tjitrosoepomo, 2009)
Alga hijau (green alga) (Chlorophyta) dinamai berdasarkan kloroplasnya yang berwarna hijau rumput itu (Bahasa Yunani Chloros, “hijau”) yang sangat mirip dengan kloroplas dari organisme yang secara tradisional disebut tumbuhan dalam hal ultrastruktural dan komposisi pigmennya. (Campbell, 2003).
Alga hijau penting sebagai sumber makanan bagi banyak protozoa dan hewan air. Chlorella uniseluler banyak diteliti oleh ahli biologi, baik secara organisme yang penuh dengan rincian fotosintesis maupun kemungkinan sebagai sumber makanan da daerah yang tidak sesuai untuk pertanian konvensional. Bila persediaan air “pupuk” dengan fosfat dan nitrat (misalnya dari limbah), maka alga hijau air tawar seringkali membentuk kembangan alga yang luas sekali (Kimball, 1983).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal : Selasa/ 17 Desember 2013
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Basic Lantai I
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.
2. Alat dan bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, objek gelas, deck glass, pipet tetes dan alat tulis menulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah caulerpa sp, Sargassum sp, halimeda sp, turbinaria, jamur kuping, jamur merang, jamur tiram, jamur shitake, roti berjamur, tempe berjamur, nasi berjamur, dan Parmelia acetubulum.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah:
a. Pengamatan ganggang
1. Mengamati sampel dengan menggunakan mikroskop.
2. Menggambar organisme yang ditemukan dan mewarnai sesuai dengan warna aslinya.
3. Menyusun klasifikasinya.
b. Pengamatan jamur
1. Jamur makroskopis
a. Mengamati jamur dengan menggunakan lup
b. Menggambar hasil yang ditemukan
c. Menyusun urutan klasifikasinya
2. Jamur mikroskopis
a. Menggunakan pipet tetes pada bahan cair kemudian meletakkan pada objek glas kemudian ditutup deck glass.
b. Pada bahan kering sampel diambil dengan menggunakan pinset kemudian meletakkan pada objek glass lalu ditetesi aquadest kemudian ditutup dengan deck glass.
c. Mengamati dengan mikroskop.
d. Menggambar hasil yang ditemukan
e. Menyusun urutan klasifikasinya
3. Pengamatan Lichenes
a. Letakkan bahan diatas papan bedah
b. Menggambar bahan dengan pensil
c. Menyusun klasifikasinya
D. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Pengamatan alga
1. Coulerpa sp.
Keterangan:
1. Holdfast
2. Stolon
2. Euchema sp.
Keterangan:
1. Helai (Blade)
2. Stipes
3. Pegangan
4. Thallus
3. Euglena Viridis
Keterangan:
1. Alat gerak (Flagel)
2. Bintik mata
3. Vakuola kontraktil
4. Kloroplas
5. Inti sel
6. Mitokondria
7. pelikel
4. Sargassum sp.
Keterangan:
1. Helai
2. Gas kandung kemih
3. Stipes
4. Pegangan
5. Thallus
b. Pengamatan jamur
1. Jamur kuping (Auricularia polytricha)
Keterangan:
1. Hifa
2. Porus
3. Thallus
2. Jamur merang (Volvariella volvaceae)
Keterangan:
1. Tudung (Pileus)
2. Bilah (Lamella)
3. Annulus
4. Stipes
5. Hifa
3. Jamur shitake (Lentinula edodes)
Keterangan:
1. Tudung (Pileus)
2. Bilah (Lamella)
3. Stipes
4. Rhizoid
4. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
Keterangan:
1. Tudung (Pileus)
2. Bilah (Lamella)
3. Stipes
4. Rhizoid
5. Jamur tempe (Rhizona oryzae)
Keterngan:
1. Sporangium
2. Sporaniosfor
3. Stolon
4. Rhizoid
6. Jamur roti (Rhizorus stolonifer)
Keterangan:
1. Porus
2. Sporangium
3. Sporangiosfor
4. Stolon
5. Rhizoid
7. Jamur tape (Saccharomyces cereviceae)
Keterangan:
1. Tunas
2. Sel induk
c. Lichenes (Lumut kerak)
1. Parmelia acetabulum
Keterangan:
1. Substrat
2. Porus
3. Thallus
2. Pembahasan
a. Pengamatan alga
1. Coulerpa sp.
a. Morfologi
Bentuk tubuh dari spesies ini adalah senositik. Alga jenis ini memiliki bentuk tubuh yang sangat spesifik karena menyerupai segerombolan buah anggur yang tumbuh pada tangkainya.
b. Anatomi
Dinding selnya mengandung xylan atau mannan. Bentuknya seperti rambut atau filament. Menghasilkan asam alginat dan memiliki perkembangbiakan yang terpisah oleh sekat, sedangkan pada thallusnya tidak memiliki sekat.
c. Sistem reproduksi
Perkembang biakan secara seksual (anisogami) dengan cara mengeluarkan gamet yang berwarna hijau dalam jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.
d. Habitat
Tumbuh pada substrat karang mati, pasir yang berlumpur. Kebanyakan jenis ini tidak tahan terhadap kondisi kering, oleh karena itu tumbuh pada saat surut terendah yang masih tergenang air. Namun, ganggang ini kebanyakan ditemukan pada air laut.
e. Peranan
Dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau lalapan dan sebagai bahan campuran untuk obat anti jamur.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Caulerpa sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Vovocales
Famili : Volvoceae
Genus : Caulerpa
Spesies : Caulerpa sp.
2. Euchema sp.
a. Morfologi
Euchema memiliki thallus yang silindris, permukaan licin, warna cokelat tua, hijau kuning atau merah ungu. Memiliki duri yang tumbuh berderet melingkari thallus dengan interval yang bervariasi sehingga membentuk ruas-ruas thallus diantara lingkaran duri. Percabangan berlawanan atau berselang-seling dan timbul teratur pada deretan duri antar ruas dan merupakan kepanjangan dari duri tersebut. Ujung percabangan meruncing dan setiap percabangan mudah melekat pada substrat yang merupakan ciri khas dari Euchema.
b. Anatomi
Euchema memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa dan gabungan pectin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada percampuran dibeberapa tempat pada beberapa jenis. Umumnya mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b, karotan, fikoeritrin serta fikosianin.
c. Sistem reproduksi
Euchema dikenal dengan dua macam pola reproduksi yaitu secara seksual dengan pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung thallus, sedangkan reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametanin jantan dan gametania betina akan membentuk satu karkospoftrafit.
d. Habitat
Pada umumnya hidup di laut dan ada pula di air tawar. Alga tersebut tumbuh tersebar di perairan Indonesia pada tempat-tempat yang sesuai dengan pernyataan tubuhnya, anatara lain substrat batu, air jernih ada arus atau tergenang, kadar garam antara 28-36 per mil dan cukup sinar matahari.
e. Peranan
Dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sayuran dan lalapan. Kandungan kimianya yang penting adalah iota keraginan.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Euchema sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Filum : Rhodophyta
Kelas : Floridephyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Euchema
Spesies : Euchema sp.
3. Euglena viridis
a. Morfologi
Hewan ini memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang.
b. Anatomi
Euglena viridis dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu.
c. Sistem reproduksi
Euglena viridis berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur.
d. Habitat
Euglena viridis berhabitat di habitat air tawar, di kolam peternakan atau parit saluran air yang mengkonsumsi kotoran binatang.
e. Peranan
Sebagai penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Euglena viridis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Excavata
Divisi : Eugnelophycota
Kelas : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis
Kingdom : Excavata
Divisi : Eugnelophycota
Kelas : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis
4. Sargassum sp.
a. Morfologi
Bentuk thallus umumnya silindris atau gepeng, cabangnya rimbun, lonjong atau seperti pedang, mempunyai gelembung udara dan tubuhnya bersel banyak dan berbentuk lembaran yang panjang.
b. Anatomi
Sel-sel sargassum sp mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.
c. Reproduksi
Secara vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan generatif dengan isogami dan oogami.
d. Habitat
Pada umumnya tumbuh di daerah terumbu karang, di daerah rataan pasir. Daerah ini akan kering pada saat surut rendah, mempunyai dasar berpasir, secara sporadic terdapat pula pada karang hidup atau mati.
e. Peranan
Telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bidang industri makanan, farmasi, kosmetik, pakan, pupuk, tekstil, kertas dan lain-lain.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Sargassum sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Protista
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyta
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyta
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
b. Pengamatan jamur
1. Jamur kuping (Auricularia polytricha)
a. Morfologi
Pada umumnya jamur kuping tersebut memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur kuping akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan cuping seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging dan kenyal. Warna tubuh buah jamur pada umumnya hitam atau cokelat tua.
b. Anatomi
Pada umumnya memiliki himenium yang berwarna lebih pucat, menunjukkan beberapa lipatan permukaan licin. Spora berwarna putih, sedikit bengkok, dalam plasmanya seringkali terdapat 2 tetes minyak.
c. Reproduksi
Cara reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas dan konidia serta fragmentasi miselium. Sedangkan generatif jamur kuping adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp yang selanjutnya menghasilkan spora yang disebut basidiospora.
d. Habitat
Kebanyakanjamur ini hidup sebagai saprofit pada bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati, adapula yang parasit pada lumut, bahkan ada yang hidup sebagai parasit pada kutu-kutu.
e. Peranan
Dapat dimanfaatkan bagi kesehatan yaitu untuk mengurangi penyakit panasdalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. Efektif untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarcoma (kanker), menghambat dan mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, menguatkan syaraf dan dapat mengurasi stress.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari jamur kuping adalah sebagai berikut:
Kingdom :Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Familyi : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia polytricha
Filum : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Familyi : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia polytricha
2. Jamur merang (Volvariella volvaceae)
a. Morfologi
Pada umumnya tubuh buah sering disebut dengan primedia yaitu sesuatu yang keluar di atas permukaan tanah yang bentuknya seperti payung terbuka bilamana sudah tua, dan bentuk telurnya kecil bilamana baru timbul. Jamur merang termasuk jamur sejati yang memiliki tingkatan hidup yang lebih tinggi dari pada tumbuhan talus lainnya. Jamur sejati umumnya memiliki tubuh buah yang merupakan tonjolan atau pertumbuhan dari Myselium. Tubuh buah jamur merang sudah memiliki akar dan batang (tangkai) dimana pada tulang berbentuk spora.
a. Anatomi
Pada perkembangannya tangkai dan tudung buah membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggi di bawah akan menjadi cawan. Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda. Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa.
b. Reproduksi
Umumnya berkembang biak dengan membentuk spora. Perkembang biakannya secara seksual yaitu melalui jalur spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau eksogen pada basilium. Askus merupakan alat perkembang biakan yang spesifik ndan tidak lain merupakan sporangium.
c. Habitat
Hidup di dalam berbagai macam media tumbuhan. Sering dijumpai pada tumpukan jerami. Namun, jamur ini juga dapat ditemukan pada kompos sampah kertas dan kompos batang pisang.
d. Peranan
Peranan jamur merang bagi kehidupan yaitu dapat dimakan karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi serta mengandung kalsium dan fosfor yang cukup tinggi.
e. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Volvoriella volvacea adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Famil : Pluteaceae
Genus : Volvariella
Spesies : Volvariella volvacea
3. Jamur Shitake (Lentinula edodes)
a. Morfologi
Pada umumnya jamur shitake tumbuh dipermukaan batang kayu yang melapuk. Batang dari tubuh buah sering melengkung, karena shitake tumbuh ke atas dari permukaan batang kayu yang berdririkan. Paying terbuka lebar, berwarna cokelat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atau permukaan paying, sedangkan bagian bawah paying berwarna putih.
b. Anatomi
Hifanya bersekat yaitu sel-selnya memiliki sebuah inti. Jamur shitake juga memiliki spora dan miselin yang berwarna putih yang dapat tumbuh dengan cepat.
c. Reproduksi
Reproduksi secara aseksual yaitu terjadi dengan pembentukan konidium, sedangkan reproduksi secara seksual yaitu terjadi dengan pembentukan basidium.
d. Habitat
Jamur shitake hidup pada batang kayu yang melapuk dari pohon Castanopsis cuspidate, Castanea crenata dan Quercus acutissima.
e. Peranan
Jamur shitake memiliki peranan atau manfaat bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah dan meredakan gangguan hati.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari jamur shitake adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Marasmiaceae
Genus : Lentinula
Spesies : Lentinula edodes
4. Jamur tiram (Pleurotus ostreanus)
a. Morfologi
Pada umumnya tubuh buah dari jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping. Nagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, cokelat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang yang sudah melspuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.
b. Anatomi
Pada umumnya jamur tiram memiliki spora berbentuk batang yamg berukuran 8-11 x 3-4 mm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
c. Reproduksi
Pada umumnya jamur tiram, mengalami 2 tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual yaitu basidiomycota secara umum yang terjadi melaui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet.
d. Habitat
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Jamur ini juga ditemukan di hutan di bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.
e. Peranan
Jamur tiram memiliki peranan atau manfaat bagi kehidupan yaitu sabagai makan, menurunkan kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Pleurotus ostreatus adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
5. Jamur tempe (Rhizona oryzae)
a. Morfologi
Rhizona oryzae merupakan merupakan jamur yang ditemukan pada ragi tempe, terutama sebagai pembentuk desktrosa. Gumpalan-gumpalan miseliumnya berwarna abu-abu sampai pirang, tebalnya mencapai 2-5 cm. tebal benang-benang hifa itu berwarna putih kemudian menjadi pirang atau abu-abu.
b. Anatomi
Pada umumnya memiliki miselium yang terdapat pada substratnya, keluar benang-benang tegak, dengan sporangium pada ujungnya. Tetapi di dalamnya tidak lagi terdapat zoospore, melainkan spora yang telah disesuaikan hidup di darat, berupa sel-sel bulat, berdinding dan banyak mengandung inti, plasma yang berinti banyak pula yang keluar dengan bebas dan tersebar secara pasif jika sporangium pecah. Dari spora itu lalu tumbuh miselium baru.
c. Reproduksi
Perkembangbiakan terjadi secara vegetatif dengan spora yang telah berdinding dan terlempar keluar dari sporangia yang setelah rusak lalu pecah. Pemencaran selanjutnya terjadi dengan perantaraan angin.
d. Habitat
Umumnya hidup pada tempat-tempat yang lembab atau basah dan mengandung zat-zat organik, sebab jamur tersebut tidak dapat memperoleh makanannya sendiri.
e. Peranan
Mempunyai peran penting dalam pembuatan tempe dan oncom putih, dalam hal ini mengubah senyawa yang sukar dicernakan menjadi senyawa-senyawa yang lebih mudah dicernakan.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Rhizopus oryzae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus oryzae
6. Jamur roti (Rhizopus stolonifer)
a. Morfologi
Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna biru kehitam-hitaman. Memiliki pores, sporangium, sporangiosphore, stolon dan rhizoid pada struktur tubuhnya.
b. Anatomi
Mempunyai miselium yang luas bercabang-cabang tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat yang menonjol ke dalam sporangium, tonjolan ini dinamakan kolumela.
c. Reproduksi
Berkembangbiak secara aseksual. Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rhizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya.
d. Habitat
Umumnya jamur tersebut hidup pada tempat-tempat yang lembab.
e. Peranan
Dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan dan asam-asam organik.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Rhizopus stolonifer adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus ; Rhizopus
Spesies : Rhizopus stolonifer
7. Jamur tape (Saccharomyces cereviceae)
a. Morfologi
Pada umumnya tubuhnya terdiri atas sel bulat agak lonjong atau oval. Sel-sel dari jamur tersebut dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa semu.
b. Anatomi
Saccharomyces cereviceae memerlukan dua sel agar dapat terjadi fusi antara dua sel ragi, kemudian terjadi kariogami yang menghasilkan sel ragi diploid.
c. Reproduksi
Pada jamur tersebut mengalami perkembangbiakan secara seksual dengan membentuk askospora, sedangkan reproduksi aseksualnya terjadi dengan membentuk konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal.
d. Habitat
Saccharomyces cereviceae merupakan jamur yang hidup atau parasit pada air tape atau di tempat yang lembab.
e. Pernana
Dapat dimanfaatkan sebagai fermentasi pada substrat karbohidrat dengan menghasilkan alkoho.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi Saccharomyces cereviceae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Endomycota
Kelas : Endomycetes
Ordo : Endomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cereviceae
c. Lichenes
1. Parmelia acetabulum
a. Morfologi
Berbentuk foliase, berwarna abu-abu kehijauan. Pada bagian korteks terdapat rambut-rambut yaitu suatu berkas yang mampat, hitam kecokelatan terdiri dari hifa-hifa yang menonjol ke arah substratnya.
b. Anatomi
Berupa lembaran-lembaran yang memiliki hifa serta askus yang berdinding tebal. Sel alga dan hifa jamur tersebar merata pada tallus.
c. Reproduksi
Dapat berkembangbiak secara generatif maupun vegetatif dengan cara melakukan fragmentasi.
d. Habitat
Pada umumnya hidup secara epifit pada pepohonan, batuan ataupun tanah yang tandus.
e. Peranan
Mempunyai peranan bagi kehidupan, salah satunya adalah sebagai indikator pencemaran udara.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Parmelia acetabulum adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : thallophyta
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Discomycetales
Famili : Discomycetaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia acetabulum
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri organisme yang tergolong alga adalah tubuhnya berbentuk thallus, eukariotik, spora sebagai alat perkembangbiakannya. Dan ciri-ciri yang tergolong fungi adalah eukariotik, uniseluler, multiseluler, tidak berklorofil dan terdiri dari hifa, inti sel, miselium dan lamella.
2. Perbedaan antara fungi, alga dan lichenes dapat dilihat dari bentuknya.
3. Tumbuhan yang tergolong dari fungi adalah pada jamur mikroskopis: jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur tiram (Pleurotus astreatus), jamur shitake (Lentinula edodes) sedangka yang makroskopis: jamur tape (Saccharomyces cereviceae), jamur tempe (Rhizona oryzae), dan jamur roti (Rhizorus stolonifer). Yang tergolong alga; Coulerpa sp, Euchema sp, Euglena viridis, dan Sargassum sp. Yang tergolong lichenes: Parmelia acebulum dan Usnea sp.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
Kimball, John W. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 1983.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM, 2009.
Dapussnya g lengkap
BalasHapus