A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan mampu mengetahui ciri-ciri organisme yang tergolong bakteri dan ganggang hijau-biru.
2. Agar praktikan mnegetahui bentuk-bentuk sel bakteri dan sel ganggang hijau-biru.
3. Agar praktikan mengenal beberapa organisme yang tergolong ke dalam bakteri dan organisme yang tergolong ganggang.
B. Dasar teori
Sesuai dengan rekomendasi dalam kode internasional tata nama tumbuhan, nama ilmiah untuk divisi hendaknya diambil dari kata yang menunjukkan suatu ciri khas yang berlaku untuk seluruh warganya, ditambah dengan akhiran phyta. Dinamakan Schizophyta atau tumbuhan belah (dari bahasa latin Schizere atau Yunani Schizein= membelah, dan Phyton (Yunani= tumbuhan). Divisi tumbuhan belah, selain berkembang biak dengan cara membelah, juga mempunyai cirri-ciri berikut: tubuh hanya terdiri dari sebuah el saja, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas, sehingga inti belum tampak nyata, demikian pula plastidanya. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenik yang paling rendah, jadi dari segi evolusi merupakan kelompok tumbuhan yang paling tua dan paling primitif (Tjitrosoepomo, 2009).
Di laut dangkal yang airnya hangat, hidup alga hijau-biru dan bakteri dalam koloni-koloni besar. Disekitarnya terbentuk endapan mineral membentuk kolom-kolom dan bukit-bukit kecil berlapis-lapis yang disebut stromatolit. Stromatolit yang sangat tua ditemukan di formasi geologi di berbagai tempat di bumi. Umur stromatolit berkisar antara berjuta tahun sampai 3,5 milyar tahun. Fosil mikroskopik yang mirip dengan alga hijau-biru berfilamen ditemukan dalam stromatolit yang berumur 2,3 x 109 tahun. Beberapa diantara fosil mikroskopik ini tersimpan dengan amat baiknya sehingga tampak heterositanya. Jika stromatolit yang sangat tua itu dibentuk dengan cara yang sama, maka harus disimpulkan bahwa alga hijau-biru telah ada di bumi sejak 3,5 x 109 tahun yang lampau (Kimball, 2005).
Bakteri umumnya uniseluler atau sel tunggal, tidak mempunyai klorofil, berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner. Hidup bebeas secara kosmopolitan dimana-mana, khusunya di udara, di tanah, di dalam air, pada bahan makanan, pada tubuh manusia, hewan ataupun tanaman. Adapula yang hidup bersimbiosis dengan jasad hidup lain, baik hewan maupun tanaman (Sriawiria, 2008).
Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja itu mempunyai bentuk yang beranekaragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola, seperti batang, bengkok seperti koma atau sakru, ada yang seperti spiral. Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan dasar dalam klasifikasi bakteri. Ukuran btubuhnya hanya mencapai beberapa micron (micron= 0,001 mm). bukti-bukti menunjukkan, bahwa ada bakteri dengan ukuran tubuh kurang dari itu yang tidak lagi dapat dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi memerlukan mikroskop electron untuk dapat menidiknya (Tjitrosoepomo, 2009).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/ Tanggal : Selasa/ 10 Desember 2013
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Basic Lantai I
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.
2. Alat dan bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, objek glass, deck glass, silet dan pipet tetes.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquadest, air genangan berwarna hijau, selaput lendir, bintil pakis haji (Chycas rumpii), bintil akar kacang tanah (Arachis hipogea), bintil akar putri malu (Mimosa pudica), bintil kacang hijau (Vigna radiata) dan bintil akar kacang panjang (Vigna sinensis).
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Bintil akar
1. Mengiris dengan hati-hati dan setipis mungkin sehingga Nampak transparan bintil akar tumbuhan kacang-kacangan.
2. Mengiris tipis bintil akar meletakkan di atas objek glass.
3. Meneteskan setetes aquadest dengan menggunakan pipet tetes.
4. Menutup dengan deck glass. Kemudian mengamati preparat tersebut dengan mikroskop.
5. Menggambar sel bakteri yang ditemukan pada lembaran yang telah disiapkan serta mewarnai sesuai warna sel tersebut.
b. Pengamatan sel ganggang hijau-biru.
1. Melakukan pengamatan ganggang hijau-biru dengan prosedur yang sama dengan pengamatan sel bakteri. Tetapi menggunakan bintil akar tumbuhan akar kacang panjang, bintil akar putrid malu, dan bintil akar kacang tanah.
2. Meneteskan 1-2 tetes air genangan berwarna hijau di atas objek glass. Lalu menutup dengan deck glass. Mengamati sel ganggang yang ditemukan serta member warna yang sesuai yang dilihat.
3. Dengan prosedur yang sama, melakukan pengamatan untuk bahan yang diperoleh dari selaput lendir yang basah.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Bintil kacang hijau (Vigna radiata)
Perbesaran: 10 x 0,25
1. Monococcus
2. Vibrio
b. Bintil putri malu (Mimosa pudica)
Perbesaran: 4 x 0,10
Keterangan:
1. Monococcus
2.
Dipococcus
c. Bintil kacang panjang (Vigna sinensis)
Keterangan:
1. Streptococcus
d. Bintil pakis haji (Chycas rumpii)
Nama mikroba: Chroococcus sp
Keterangan:
1. Monococcus
2. Diplococcus
3. Streptococcus
e. Bintil kacang tanah (Arachis hipogea)
1. Streptococcus
2. Diplococcus
3. Monococcus
f. Air genangan hijau
Nama mikroba: Oscillatoria sp
Keterangan:
1.
Monobasil (Oscilaratia sp)
g. Lendir pada tembok
Perbesaran: 4 x 0,10
Nama mikroba: Chroococcus Sp, Gloecapsa sp, Anabaena cycadae
1. Monococcus (Chroococcus)
2. 
Diplococcus (Gloecapsa)
3. Monocaccus (Anabaena)
h. Azolla pinnata
Perbesaran: 10 x 0,25
Nama mikroba: Anabaena cicadae dan Oscillatoria sp
Keterangan:
1.
Monobasil (Ostillatoria)
2. Monococcus (Anabaen cicadae)
2. Pembahasan
a. Chroococcus sp
1. Morfologi
Ganggang bersel tunggal, struktur tubuh masih sangat sederhana, ukuran mikroskopis, tubuh ditutupi lendir, merupakan uniseluler atau tidak berkoloni tanpa spora, warna biru kehijauan.
2. Anatomi
Chroococcus sp. Adalah prokariota dan karena itu tidak memiliki salah satu organel bermembran eukariota. Sel Chroococcus sp. Berbentuk batang dengan diameter berkisar antara 0,4 sampai 40µm. merupakan organisme autotrophic yang mampu bertahan hampir tanpa air tawar atau sumber oksigen.
3. Sistem reproduksi
Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan sehingga membentuk koloni. Secara vegetatif membelah diri untuk menghasilkan keturunan.
4. Habitat
Chroococcus sp. Banyak ditemukan diperiran air tawar seperti pada kolam. Tumbuh pada suhu dan pH optimum yaitu pada rentan suhu 32-35oc dan pH 6,0. Biasanya hidup dilingkungan yang sedikit asam hingga basa, tumbuhan ini menyebabkan air berwarna kehijauan.
5. Peranan
Dapat digunakan sebagai pestisida hayati, merupakan mikrobia untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara juga dapat mengikat nitrogen (N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi amoniak (NH3).
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Chroococcus sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Chrococcus
Spesies : Chroococcus sp.
b. Oscillatoria sp
1. Morfologi
Bentuk tubuh beruas-ruas dan memiliki warna yang hijau. Bagian luarnya diselimuti oleh selaput lendir dan bentuk tubuhnya berfilamen sederhana.
2. Anatomi
Sel membelah memperpanjang tubuh, sedang pertambahan individu dengan fragmentasi. Filament dapat bergerak dengan cara meluncur lambat dan memiliki sel inti.
3. Sistem reproduksi
Bereproduksi aseksual dengan cara membelah. Proses perkembangbiakannya berfregmentasi.
4. Habitat
Dapat ditemukan pada genangan air dan tempat yang lembab.
5. Peranan
Untuk mengikat Nitrogen (H2) dari atmosfer dan mengubahnya menjadi amoniak (NH3).
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Oscillatoria sp adalah sebagai berikut:
Kingdom : Monera
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Hormogonales
Famili : Oscilatoriceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria sp.
c. Anabaena cycadae
1. Morfologi
Anabaena cycadae memiliki selaput lendir yang berfungsi melindungi dirinya dari kondisi lingkungan yang ekstrim, memiliki dinding sel yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk selnya, juga memiliki akinet berdinding tebal yang mengandung banyak cadangan makanan. Heterotista yang berfungsi mengikat oksigen dan baeosit.
2. Anatomi
Anabaena cycadae memiliki klorofil. Dinding sel mengandung peptida dan peptidoglikan sehingga membuat dindingnya keras. Anabaena tidak memiliki inti sel, hanya filament yaitu benang halus.
3. Sistem reproduksi
Reproduksi aseksual atau vegetatif, caranya dengan pembelahan biner yaitu proses pembelahan diawali dengan proses replikasi DNA menjadi 2 dan diikuti pembelahan sitoplasma.
4. Habitat
Pada umumnya habitat bakteri ini di tanah, air, sisa makhluk hidup. Hidup juga pada bintil akar tumbuhan kacang-kacangan.
5. Peranan
Anabaena cycadae ini dapat menambat nitrogen dengan bersimbiosis pada akar bintil kacang-kacangan.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Anabaena cycadae adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chyanophyta
Kelas : Chyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Nostocaceae
Genus : Anabaena
Spesies : Anabaena cycadae
d. Gleocapsa sp
1. Morfologi
Ganggang bersel tunggal, struktur tubuh masih sangat sederhana, tubu ditutupi oleh lendir, warna biru kehijauan namun juga kadang kemerahan, ukuran mikroskopis dan tidak memiliki spora.
2. Anatomi
Gleocapsa sp. Merupakan alga bersel satu, dikelilingi selaput gelatin yang di dalamnya mungkin terdapat beberapa generasi sel membentuk organisasi koloni untuk sementara. Selnya berbentuk ovoid-ellipsoidal (bundar telur-ellips).
3. Sistem reproduksi
Gleocapsa sp. Bereproduksi melalui pembelahan sel. Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni.
4. Habitat
Gleocapsa sp. Banyak diteukan di perairan-perairan air tawar yang sedikit tercemar seperti air got. Tumbuh pada suhu dan pH optimim yaitu pada rentan suhu 32-35oC dan pH 6,0. Biasanya hidup di lingkungan yang sedikit asam hingga basa.
5. Peranan
Gleocapsa sp. Dapat menambat atau menangkap nitrogen dan melakukan fiksasi nitrogen yaitu mengubah nitrogen menjadi amoniak untuk digunakan tumbuhan sebagai bahan mensintesis senyawa organik dan menyuburkan tanah.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada Gleocapsa sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Schizophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Gleocapsa
Spesies : Gleocapsa sp.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri umum tumbuhan yang tergolong bakteri adalah berkembang biak dengan cara membelah diri, tubuhnya terdiri atas atu sel (uniseluler), protoplasnya belum terdeferensiasi dengan jelas sehingga inti Nampak nyata demikian pula dengan plastidanya. Ganggang hijau-biru bersifat prokariotik (Inti selnya tidak diselubungi membran), bersifat autotrof dan dinding selnya mengandung peptida, unselulosa dan selulosa serta mempunyai selaput lendir.
2. Bentuk sel pada bakteri anatara lain: peluru, bola, batang, bengkok dan spiral. Sedangkan untuk ganggang hijau-biru berupa sel tunggal atau koloni berbentuk batang.
3. Organisme yang tergolong ke dalam kategori bakteri yaitu: Rhizobium leguninoserum, Escherishiacoli, sedangkan organisme yang tergolong pada bakteri ganggang hijau-biru antara lain: Chroococcus sp, Anabaena cycadae, dan Gleocapsa sp dan Oscillatoria.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2005.
Sriawiria, Unus. Mikrobiologi Air. Bandung: P.T Alumni, 2008.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM, 2009.
Casino - JTA Hub
BalasHapusDiscover the best slots machines at JTA 부천 출장마사지 Hub. Find out where to 거제 출장안마 play. Browse slots machines, find the best bonus codes, get 수원 출장샵 the best 영주 출장안마 bonus offers, 대전광역 출장샵 and more!